Medan
December 17, 2008
04.00 am
Perkembangan dunia telekomunikasi yang semakin maju, yang menimbulkan persaingan yang cukup competitive di dunia telekomunikasi di Indonesia, price war tarrifs tidak bisa di elakan.
Sebelum lebih jauh masuk kedalam strategi ini, telco industry di bagi berdasarkan:
- 3G/HSDPA
Operatornya adalah Telkomsel, Indosat, XL.
- GSM
Operator yang bermain di teknologi ini adalah The Big Three (Tsel, Isat, XL), HCPT(3), NTS (Axis),
- Mobile CDMA
Operator yang bermain di teknologi mobile CDMA adalah M-8(Fren), Sampoerna Telekom, dan Smart Telecom.
-Fixed Wireless CDMA
Operator yang bermain di teknologi ini adalah Bakrie Telecom (Esia), Indosat (Starone), M-8 (Hepi),
dan Telkom (Flexi).
Sehingga dalam persaingan dari operator-operator tersebut, dari masing-masing mereka mempunyai strategi tersendiri dalam melakukan market development, route to market strategy, market penetration, dan market maintaining strategy.
Kebanyakan operator melihat, bahwa pangsa pasar Indonesia, usernya adalah price sensitive sehingga hal ini menimbulkan lah yang saat ini banyak di lakukan oleh operator, untuk melakukan market development, dengan menawarkan tarif yang sangat murah bagi usernya.
Apakah strategi perang tarif ini efektif?, dari analisa yang saya lakukan, Strategi tarif saja tidak cukup ketika new existing telco company mau melakukan grabbing market dari the big three, incase dalam hal infrastructure, mereka belum memadai untuk bisa support BTS sampe ke daerah-daerah dimna the big three ini sangat kuat di infrastructurenya.
VAS (Value Added Service), juga merupakan salah satu yang juga sangat di pertimbangkan oleh user ketika dia mau switch ke operator laen, incase value yang di berikan ke user, seperti fitur-fitur yang di berikan dari operator ke user, bisa memaintaining marketnya untuk tidak switch ke operator laen. Karena Incase, customer selalu melakukan benchmarks dari semua operator, operator mana yang memberikan tarif murah.
Incase, saya akan mencoba melihat strategi yang di lakukan oleh PT Telekomunikasi Seluler (Telkom Group), dalam kiprahnya sebagai market leader dengan 53% pangsa pasar, telkomsel memiliki capital yang kuat, kemudian juga, memiliki infrastructure yang baik, di dukung dengan BTS yang tersebar di setiap kecamatan di Indonesia, Product range yang baik di GSM teknologi, dan mempunyai pelanggan yang loyal.
Saat ini, sebagai market leader, Telkomsel tidak lagi rely on pada Perang Tarif, mereka melakukan blue ocean strategy, dari market leader menjadi service leader. Incase, ketika sebuah perusahaan menjadi market leader di Industrinya, hal yang paling susah di lakukan adalah bagaimana memaintaning customer loyal yang sudah ada, hal ini terlihat bahwa Untuk mempertahankan satu orang pengguna pasca bayar, Operator harus mengeluarkan sekitar 5 usd untuk maintaining biaya billing,
dan biaya lain-lain.
Dan hal ini lah yang sekarang menjadi fokus dari Telkomsel, karena dengan semakin banyak nya
bermunculan new entry di telco industry di Indonesia, Tsel harus berhati-hati dan selalu melakukan terobosan terbaru, sehingga pelanggan mereka tidak lari ke operator laen, yang mengiming-imingkan tarif yang luar biasa murah.
Product range yang cukup baik untuk STP(Segmenting, Targeting, Positioning) yang tepat ke segmentasi market yang tepat, di miliki oleh Tsel, dari produknya mulai dari Halo, Simpati, Kartu As, dan untuk broadband internetnya (Flash).
Sebagai market leader, mereka terus berusaha memaintaining customer mereka dengan memprovide service yang baik pula ke customer mereka, karena dari customer behavior theory, ketika customer puas, mereka akan tetep loyal dan akan terus menggunakan service mereka.
So, untuk memulai sebagai service leader, Tsel sangat tepat dalam melakukan strategi ini, karena tipikal market Indonesia yang market sensitif sangat mudah mereka berubah-ubah dalam menggunakan operator seluler.
Saya sebagai pelanggan telkomsel melihat, pelayanan yang saya terima dari mereka sangat baik sekali, dan saya sangat setuju sekali, kenapa telkomsel selalu mendapatkan Award untuk Call cantre mereka. Itulah yang menjadi value added tersendiri, bagi pengguna Tsel product.
Dengan dukungan yang kuat dari Telkom dan Singtel, dari segi kapitalisasi, Telkomsel sangat kuat di segi finansial, sehingga dalam kondisi apapun di market, mereka tetap bisa exist, dengan terobosan-terobosan terbaru yang terus mereka lakukan untuk memaintaining market mereka, dan tetap menjadi market leader di Telco Industry di Indonesia.
Salam
Bambang Purnomo
No comments:
Post a Comment
hello guys