Bengkulu,
19 Januari 2017.
Pagi ini sesaat tiba dikantor, saya membaca Sharing yang sangat positif
sekali di Group Line. Dimana disini diceritakan mengenai pentingnya berpikir
positif di diri kita. Berikut kisahnya, Semoga bermanfaat.
HUBUNGAN ANTARA SELFTALK, SAKIT,
KEMATIAN, & NASIB!
Bercermin dari sakit yang sedang mendera salah satu artis Yana Zein,
yang beberapa waktu lalu saya bantu terapi di RS.SILOAM HOSPITAL Jakarta
selatan..
Seperti biasa, saya memulai "pacing leading" untuk membangun
suasana agar lebih akrab, rileks dan santai..
Setelah itu lanjut dengan perbincangan ringan mengenai hal-hal yang
menyenangkan yang disukai oleh klien, ketika klien sedang shooting film, rasa
bangga ketika pertama kali main film layar lebar bersama pelawak Doyok dan
Kadir..
Ketika saya lihat klien sudah siap untuk melakukan obrolan yang lebih
serius, saya bertanya dengan hati-hati dan lembut:
"Selama puluhan tahun berkecimpung di dunia film, entah layar
lebar maupun diberbagai sinetron yang pernah di bintangi, apakah bu Yana merasa
enjoy dan menikmati masa-masa pindah-pindah lokasi, shooting dari pagi hingga
pagi lagi berhari-hari, ibu yakin tidak ada tekanan slama berkarir didunia
keartisan, ibu yakin tidak ada internal konflik didalam batin ibu?"
Dan Bu Yana menjawab,
"Selama saya berkarir di dunia perfilman saya merasa sangat enjoy,
saya orangnya santai, bahkan mungkin bisa dibilang super cuek.."
"Saya ga pernah ambil pusing omongan orang lain tentang diri saya,
bagi saya shooting film itu seperti nafas saya, mau berhari-hari shooting
dengan berpindah-pindah lokasi, berganti peran dengan memainkan berbagai
adegan, saya merasa sangat senang sekali..saya happy sekali.."
"Saya sadar, bahwa cara hidup saya tidak beraturan, makan minum,
istirahat tidur ga jelas, disaat orang lain istirahat tidur, saya begadang
sampai pagi, disaat orang lain sedang sibuk kerja, saya malah tidur .."
Saya menyimak dengan serius setiap kata-kata yang meluncur dari bibirnya..
Jika apa yang dikatakannya benar, lalu apa yang menjadi pemicu sakit
kanker yang stadiumnya sudah Kanker Stadium 4?
Dalam hal ini, meskipun gaya hidup, pola makan sembarangan, juga
memiliki pengaruh munculnya kanker, saya abaikan hal ini, dan saya mencoba
menggali hal lainnya dengan lebih dalam..
Karena saya pernah bertanya kepada salah satu artis Layar Lebar dan
Sinetron Lulu Kurnia CHt CI, yang ketika saya beri pertanyaan yang sama, dengan
kasus yang sama, ia mengatakan ketika pengambilan shooting sih senang, tapi
ketika menunggu masa setting lokasi, pindah lokasi, dlsb yang seringkali
memakan waktu cukup lama hingga berjam-jam, ia merasa tidak happy, ada perasaan
bete, jenuh, kesal, perasaan terpaksa, perasaan tidak nyaman, dan perasaan
menekan lainnya yang ia pendam secara intens dalam jangka waktu yang lama, yang
pada akhirnya memicu kanker ditubuhnya, yang segera disadari dengan menerima
pekerjaan/profesinya ini dengan perasaan nyaman, apapun situasi dan
kondisinya..
Dan alhamdulillah Mbak Lulu saat ini bisa tetap berakting kembali,
karena kanker sudah lenyap dari tubuhnya..
Nah, "benih" perasaan tidak nyaman dan "tekanan"
pekerjaan inilah yang menurut saya menjadi salah satu penyebab munculnya
penyakit stroke, jantung, kanker, dan penyakit degeneratif lainnya yang awalnya
cuma seperti stres, dan depresi ringan..
Karena ketika tubuh penuh dengan tumpukan emosi sampah, metabolisme
tubuh akan memproduksi zat asam, ketika tubuh dalam kondisi asam, maka berbagai
macam penyakit mudah untuk berkembang..
Lalu Bu Yana melanjutkan lagi,
"Saya juga tahu resiko menjalani pola hidup yang tidak beraturan
seperti ini, PALING JELEK SAYA KENA KANKER, dan SAYA SUDAH SIAP jika kena
kanker.."
NAH, INI DIA!!!
Saya langsung menemukan sebuah "selftalk" dan "program
sakit" yang di ciptakannya sendiri jauh-jauh hari, bahwa ia akan sakit
kanker..
Setelah itu saya jelaskan ke klien, bahwa sebisa mungkin mulai saat
ini, selftalk yang ia katakan diupayakan senantiasa positif...
Lalu saya berikan sugesti untuk belajar bersahabat dengan rasa sakit
dan penyakit yang sedang dideritanya saat ini, dengan menghilangkan rasa kesal,
marah, kecewa, rasa penolakan, rasa kebencian, dan rasa permusuhan terhadap
penyakit nya..
Saya ajarkan TERAPI IKHLAS PASRAH, untuk menterapi dirinya sendiri..
Dengan menyentuh bagian tubuh yang sakit, dengan mengatakan:
Wahai rasa sakit..
Wahai penyakit yang bersemayam ditubuhku saat ini..
Maafkan aku jika slama ini aku berusaha untuk mengusirmu..
Maafkan aku jika slama ini aku berupaya keras menolak kehadiranmu..
Maafkan aku jika slama ini aku kesal, marah, kecewa, kepadamu..
Maafkan aku jika slama ini aku membenci dan memusuhimu..
Aku mencintaimu..
Aku menyayangimu..
Aku mengasihimu..
Mulai hari ini..
Aku menerima dirimu apa adanya..
Aku ikhlas..aku pasrah..atas apapun yang kau lakukan padaku..
Wahai tubuhku..
Wahai seluruh organ-organ dan sel-sel tubuhku..
Maafkan aku, jika slama ini aku lupa berterima kasih kepadamu..
Maafkan aku jika slama ini aku mengabaikanmu..
Terima kasih atas semua hal yang tlah kau lakukan untukku..
Terima kasih, karena sampai dengan saat ini kau sudah memberikan yang
terbaik dalam hidupku..
Terima kasih untuk bantuanmu, kerjasamamu..
Terima kasih..
Terima kasih..
Terima kasih..
Dan beberapa sugesti lain yang tidak bisa saya sampaikan di sini..
Pada awalnya memang klien akan sulit menerima script yang saya
sampaikan, bagaimana mungkin bersahabat dengan penyakit?
Penyakit kok dicintai?
Penyakit kok malah diajak damai?
Tapi setelah saya jelaskan pentingnya membuang rasa tidak nyaman dan
segala emosi sampah lainnya, akhirnya ia mengerti..
Sahabat..
Seperti halnya dengan kematian, sebagian besar kematian, sakit, dan
penyakit yang kita alami saat ini sesungguhnya adalah buah dari keputusan kita
sendiri yang tanpa disadari..
Ketika ada selftalk,
"TUGASKU SUDAH SELESAI didunia ini.."
"Aku sudah SIAP MATI.."
"INGIN MATI saja rasanya.."
"TIDAK ADA GUNANYA aku hidup.."
"BUAT APA AKU HIDUP, jika aku sudah tidak berharga lagi.."
"MATI sepertinya adalah jalan keluar terbaik masalah ini.."
"Hadiah terindah dan obat terbaik untuk saya saat ini adalah
KEMATIAN.."
Dan berbagai selftalk sejenis lainnya..
Saat kita ada selftalk seperti ini dalam hati, maka seluruh sel-sel
tubuh, langsung menerima dan merespon ini sebagai "perintah untuk segera
menghentikan proses regenerasi sel-sel tubuh"..
Sebuah "perintah untuk mengakhiri proses kehidupan dalam
diri", yang dalam ilmu kedokteran dipahami sebagai sakit/ penyakit yang
tidak bisa di sembuhkan dan diobati..
Dari selftalk itulah mulai terjadi secara perlahan dan pasti proses
perusakan organ-organ tubuh, yang berupa munculnya kanker, gagal ginjal,
jantung bocor, stroke, & segala jenis penyakit kronis/degeneratif lainnya..
Maka hati-hati dengan selftalk anda, biasakan mengucapkan selftalk
positif, buang jauh-jauh selftalk negatif, termasuk selftalk negatif yang
berkaitan langsung dengan NASIB!
So, Let's Transform!
Hermawan GS
---------------
Self Talk. |
Artikel mengenai pentingnya berpikir positif pernah saya tulis di link berikut: http://bambangpurnomohp.blogspot.co.id/2016/08/berpikir-positif-dan-terus-melakukan.html.
Seringkali saya memposting tulisan mengenai arti pentingnya berpikir positif, karena setidaknya saya pribadi bisa terus memperbaiki pola pikir untuk berpikir hal-hal yang positif, sehingga output yang keluarpun positif.
"Be Careful of how You are Talking to Yourself, Because you are Listening", Lisa M. Hayes.
Terus Semangat, Terus melakukan Hal-hal yang positif, dan terus Berkarya.
Semangat Pagi.
Salam Hangat,
Bambang Purnomo.
No comments:
Post a Comment
hello guys