Bengkulu,
24 Agustus 2015.
Selain rumah pengasingan Soekarno di Bengkulu, ada salah satu rumah
lainnya yang memiliki nilai historis yang tinggi di Bengkulu, yaitu Rumah Ibu
Fatmawati, yang merupakan istri ke-3 dari Presiden Pertama Republik Indonesia,
Soekarno. Sebelum menjelaskan mengenai rumah peninggalan Ibu Fatmawati, saya
sedikit memberikan profile singkat
Sesosok Ibu Negara Indonesia Pertama dari tahun 1945 hingga 1967 ini.
Ibu Fatmawati, di lahirkan di Bengkulu pada tanggal 5 Februari 1923.
Fatimah adalah nama asli beliau, yang merupakan anak satu-satunya pasangan
Hassan Din dan Siti Chadijah. Orangtuanya merupakan keturunan Putri Indrapura,
yang merupakan salah seorang keluarga raja dari Kesultanan Indrapura, di daerah
Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Ayahnya merupakan salah seorang tokoh
Muhammadiyah terkemuka di Bengkulu.
Pada saat Bung Karno di asingkan di Bengkulu pada tahun 1938, Ayahanda
Ibu Fatmawati, menginginkan anaknya di didik oleh Bung Karno, maka beliau
mengenalkan Ibu Fatmawati ke Bung Karno, dan akhirnya mengantarkan Ibu
Fatmawati mendapatkan jodohnya bersama Bung Karno. Dan pada tanggal 1 Juni
1943, Ibu Fatmawati menikah dengan Bung Karno, yang kelak menjadi Presiden
pertama Republik Indonesia. Dari pernikahan itu, beliau dikaruniai lima orang
putra dan putri, yaitu: Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri,
Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Pada tanggal 14 Mei 1960, Ibu Fatmawati meninggal dunia karena serangan
jantung di Kuala Lumpur, Malaysia, ketika melakukan perjalanan umroh dari
Mekah, dan dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Dan berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000, tanggal 4 November 2015, oleh
Presiden Abdurahman Wahid, Pemerintah Republik Indonesia memberikan gelar
Pahlawan Nasional kepada Ibu Fatmawati yang dikenal jasanya dalam menjahit
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih, yang dikibarkan pada Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Selain
itu, sebagai bentuk penghargaan dan sekaligus untuk mengenang Ibu Fatmawati,
maka pada tanggal 14 November 2001, Bandara Udara Padang Kemiling diubah
menjadi Bandara Udara Fatmawati – Soekarno.
Well, sebagai Rumah bersejarah peninggalan Keluarga Ibu Fatmawati di
Bengkulu, maka Pesona nilai sejarah ini menjadi daya tarik bagi anda yang
berkunjung ke Bengkulu untuk meluangkan waktu berkunjung ke Rumah yang di
bangun pada tahun 1920, yang terletak di Jalan Fatmawati, Anggut Penurunan
Bengkulu. Lokasinya tidak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu.
Rumah panggung khas Melayu peninggalan Keluarga Ibu Fatmawati ini terbuat dari
kayu, di topang dengan pondasi beton yang di cat putih. Sebuah papan informasi
bertuliskan Rumah Ibu Fatmawati Soekarno tertulis di sudut kiri depan rumah
tersebut.
Rumah Ibu Fatmawati tidak terlalu besar, dengan ukuran sekitar 10 x 10 m,
terdapat 1 ruang tamu, dua kamar tidur dan satu dapur. Alasannya dibuat 2 kamar
tidur karena Ibu Fatmawati merupakan satu-satunya buah hati pasangan Hassan Din
dan Chadijah. Walaupun sempat beberapakali di pugar, Renovasi Rumah Ibu
Fatmawati ini tetap dipertahankan keasliannya hingga kini.
Di dalam rumah ini terdapat foto-foto Ibu Fatmawati dan Bung Karno beserta keluarga, selain itu juga terdapat Manekin atau Patung Boneka yang menggunakan Baju Kurung khas
melayu. Di dalam satu kamar, terdapat Lemari Jati, meja hias dan tempat tidur
dengan kelambu khas peninggalan pada masa Ibu Fatmawati menempati rumah ini. Di
sudut kamar lainnya, terlihat Mesin Jahit peninggalan Ibu Fatmawati yang
digunakan untuk menjahit bendera merah putih pertama kali pada saat proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia.
Hingga saat ini, rumah panggung ini dalam kondisi yang baik. Dan sebagai
rumah peninggalan Ibu Negara Pertama di Indonesia, ini patut anda kunjungi
sebagai salah satu cagar budaya yang perlu kita jaga dan lestarikan di bumi
raflesia ini.
#MenulisBengkuludiAwan(MBA)
#TelkomselBranchBengkulu
No comments:
Post a Comment
hello guys