Friday, August 10, 2007

Belajar dari Seorang Mark , anak kecil yang lugu.




Pada suatu pagi yang cerah disebuah kota kecil bernama westbrown
terdengar gema riuh riang gembira melingkupi kota tersebut. Tampaknya
ada sebuah perlombaan mobil mainan dengan lintasan mainan yang
melingkar dan lurus dengan bendera kecil diawal lintasan.
Disekitarnya pula para anak-anak berwajah berseri-seri bertepuk
tangan sambil meloncat-loncat menjagokan mobil mereka sambil
berteriak "ayo..ayo...!".

Tidak luput pulalah seorang anak yang bernama Mark, ya..seorang anak
yang tingginya hampir sepinggang orang dewasa itu, berambut ikal
pirang dengan jari kirinya yang memainkan rambutnya dan berpakaian
hijau garis-garis memakai jeans sambil jari kanannya memegang mobil
mainannya itu.

matanya hampir tidak sedetikpun melepaskan pandangannya pada mobil
kesayangannya itu. Bagi mark, mobil itu bukan mobil biasa, tidak
seperti mobil-mobil peserta lainnya yang terbuat dari pabrik, mobil
itu terbuat dari kayu dengan roda-rodanya yang terbuat dari karet itu
membuat mobilnya tampak sederhana yah..mobil itu adalah buatannya,
mahakaryanya sehingga tak jarang dia tersenyum memandang mobil
tersebut. Jelas..dia sangat bangga kepada mobil buatannya itu.

Final pun tiba, sebuah akhir dari perlombaan mobil pun akan dimulai.
Semua orang mulai dari panitia, orang muda dan tua mengurumuni areal
lomba tersebut. Nama tiap-tiap peserta mulai dibacakan, tiba gilaran
nama Mark dibacakan, lalu Mark mulai melangkah menuju tempat
perlombaan sambil memegang mobil kesayangannya.

Setiap orang yang dilewatinya merasa terheran-heran, bukan kepada
pandainya dia membuat mobil itu, tetapi mereka merasa ragu dan saling
membisiki apakah mobil mark bisa menang dan bahkan dengan nada
sedikit melecehkan apakah mobil mark bisa sampai saja ke garis finish?

Namun Mark terus maju hingga dia meletakkan mobil persis didepan
garis start. Sesaat sebelum perlombaan dimulai ,tampak mulut mark
berkomat kamit sambil tertegun tertunduk dan seorang panitia melihat
mark dengan hati yang bertanya-tanya ," apa yang mark perbuat?".

Penantian itupun tiba, setelah panitia meniupkan peluitnya, tiap-tiap
peserta, tak terkecuali mark mendorong mobilnya kuat-kuat untuk bisa
melaju ke garis finish. Suasana riuh, tiap orang bersorak dan anak-
anak pun menjagokan mobil pilihannya.

Ya....Bendera finishpun terkibar, dan ternyata MARK yang menjadi
pemenangnya!!, Mark bersorak sorai kegirangan, dan dengan segera dia
meraih, memeluk dan mencium benda kesayangannya itu. Setelah dia
meluapkan kegembiraannya itu, sesaat lagi dia tertegun tertunduk dan
berkomat kamit.Hal ini juga diketahui oleh sang panitia yang telah
dari tadi memperhatikan dia.

Suasana menjadi ramai oleh karena serunya perlombaan tersebut,
terlebih pembagian hadiah untuk para pemenang. Dan giliran Pemenang
Juara I yaitu Mark disebut oleh sang panitia dan Mark pun maju dengan
rasa bangga. Karena rasa penasaran, maka sang panitia kemudian
bertanya kepada Mark "Mark anakku, ada apa dari sebelum perlombaan
dan setelah perlombaan engkau kelihatannya berkomat-kamit dengan
mulutmu?" Lalu Mark menjawab "Saya berdoa". Dengan tangan membelai
sang panitia lalu kembali bertanya "Oohh..kamu berdoa untuk
kemenangan kamu khan?", Dan Mark langsung berkata dengan
lugunya "Bukan..", seketika itupula suasana menjadi hening dan sang
panitia kemudian bertanya-tanya "Lalu", dengan polos Mark
menjelaskan "Om, untuk apa saya berdoa demi kemenangan saya saja,
sementara teman-teman saya yang lain merasa kecewa dan sakit hati
dengan kemenangan saya ini?, saya hanya berdoa kalau saya tidak
menangis jika saya kalah.."

Kemudian keheningan pun terpecah oleh tepuk tangan gegap gempita oleh
para peserta maupun orang yang hadir pada perlombaan mobil di pagi
hari yang cerah itu.



1. Teman-teman, dari Renungan diatas jelas kita harus belajar banyak
dari Seorang Mark, kita secara tidak sadar sudah berapa kali berdoa
supaya kita berhasil, sukses, meraih peringkat tertinggi tanpa
melihat orang lain? kapan kita bersyukur , berdoa untuk sesama dan
meyerahkan semuanya itu kepada DIA baik itu sukses maupun gagal dan
meminta Dia supaya kita dikuatkan apabila gagal..

2. Teman-teman, terkadang kita seperti para peserta maupun orang-
orang yang berada disekitar Mark dimana kita terlebih dahulu
berprasangka buruk, merendahkan, bahkan menjelek-jelekkan sesuatu
yang kita sendiri belum kenal.

3. Teman-teman terkadang kita tidak seperti Mark yang bangga akan
hasil buatannya sendiri meskipun orang merendahkan dia. Ingat !, kita
diciptakan untuk berkarya untuk menghasilkan sesuatu yang baik dan
kita sepatutnya bangga atas karya kita sendiri.

Demkian renungan kita bersama , semoga berguna. –Trust Ur Self To
Make Better World-