Saturday, August 29, 2009

Menatap Dalam Kelam


Palembang,
30 Agustus 2009

Menatap kelamnya sore ini dengan hati,
menatap jauh wajah mu di kekaburan,
lemah jiwa ini,
hancur perasaan ini,
musnah cita ini,
hapus mimpi ini.


Menatap mata hati ini ke beningnya wajahmu dalam kabut kelam malam ini.

Let the times Goes by...



Palembang,
30 Agustus 2009


Ternyata dari hari-kehari dirimu tidak ada perubahan yang membuat hati ku luluh
untuk bisa mencintai mu...
aku lelah untuk mencintai mu,
aku jenuh untuk mendekati mu,
aku lelah untuk menghubungi mu,
aku lelah untuk bisa mendengar suara mu.

Cukup sudah tangis ini, karena aku lelaki,
dan lelaki tidak menangis.
aku akan tegar menghadapi dunia ini tanpa mu,
aku merasa kuat untuk tidak lagi menghubungi mu saat ini.

Sekarang saatnya melupakan semua masa lalu, beri aku kesempatan untuk menjauh dari mu.
karena aku terlalu sayang padamu, kini saatnya aku harus pergi, supaya aku tidak tersakiti,

Mohon maaf.
aku mau sendiri, entah kapan ada wanita akan datang mendampingi dan membuat ku bahagia di sini.

Ya Allah berilah aku kesabaran dan kekuatan, dan berilah seseorang pendamping,
yang bisa mengerti dan menyayangi ku.

Amin

Tuesday, August 25, 2009

Cerita Menarik

I have took this story from milist of AiBM. Nice Story to share.

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari
perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut
yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: "Aku tidak mengenal
Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar.
Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut".

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"

Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar".

"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai
suamimu kembali", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan
semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini,
lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah
kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.

"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata pria itu hampir
bersamaan.

"Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil
menunjuk seorang pria berjanggut disebelahnya, "sedangkan yang ini
bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.
Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang.
Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh
masuk kerumahmu."

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.
Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangka n sekali. Baiklah,
kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini
penuh dengan Kekayaan."

Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa
kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia
untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut
mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika
kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan
nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. "

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak
masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang
menjadi teman santap malam kita."

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa
diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi
tamu kita malam ini."

Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..
ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa
ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.

"Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa
kamu ikut juga?"


Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang
si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang
si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab,
ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang

bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan,
kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat
kami menjalani hidup ini."

Monday, August 24, 2009

Seutas Tali di Kebun Kosong


Palembang,
25 Agustus 2009

Bagai Seutas Tali Yang Rapuh,
Lemah tak berdaya diriku saat ini.