Bengkulu,
June 19, 2015.
Di bulan Januari
2015, saya berkesempatan untuk mengunjungi Gunung Bromo bersama istri saya.
Alhamdulillah walaupun harus kesasar di pedesaan, dan tidak sampai pada saat
Sun Rise, saya cukup bersyukur, karena Masyarakat Tengger disana sangat
membantu saya dan istri untuk bisa keluar dari desa dimana saya dan istri saya
tersesat, karena mengandalkan GPS dari Smartphone saya.
Pertama kali
menginjakkan kaki disini, yang saya ucapkan adalah WOW, Subhanallah, Amazing,
pemandangan luar biasa, apalagi Bukit Teletubis hijau nan sejuk di pandang
mata, hamparan pasir berbisik nan luas, dan kehidupan Masyarakat Tengger dengan
Kudanya yang luar biasa, membuat saya takjud dengan Gunung ini.
Bagi anda yang
belum mengunjungi Gunung Bromo, anda wajib mengunjunginya.
Berikut saya
sertakan Cerita Singkat mengenai Gunung Bromo yang saya kutif dari Wikipedia.
Gunung Bromo (dari bahasa
Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung
berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur.
Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena
statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Bromo mempunyai ketinggian 2.329 meter
di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten
Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten
Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan
kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah
dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat).
Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat
kawah Bromo (https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Bromo).