Bengkulu,
26 Februari 2012.
Tiba-tiba saya terbangun di pagi ini, waktu menunjukan pukul 04:00 pagi hari, mungkin karena kelelahan atau terlalu mengantuk, saya berangkat kepaduan lebih cepat malam ini, dan senandung murotal tetap menemani tidur saya, sehingga saya terlelap.
Saya coba bangkit dari tidur, dan mengambil wudhu, dan menghadap Sang Khalik, menunaikan Ibadah Shalat Tahajud, memanjatkan puji dan bermunajat kepada Allah, semoga Allah memberikan yang terbaik untuk hidup saya, keluarga, dan masa depan saya.
Saya selalu memanjatkan Syukur atas nikmat dan rejeki yang terus diberikan kepada saya dan keluarga saya, dengan rejeki yang alhamdulillah bisa dikatakan berlimpah, bisa hidup dengan sangat layak, dan memiliki cukup tabungan dan bisa membuat orang tua saya bangga, dan bahagia dengan hasil jerih payah, serta kerja keras saya saat ini.
Setelah Menunaikan Shalat Tahajud, tiba-tiba saya mencoba menulis, ingin menuangkan apa yang ada di hati saat ini, sungguh tulisan ini saya tulis dengan mengalir apa adanya, langsung mengalir saja tanpa harus saya susun dengan baik. Yap, saya akan membahas wanita impian untuk pendamping hidup kita. Pasti setiap kita, berharap dan selalu berdoa mendapatkan wanita yang terbaik untuk menjadi pendamping kita, untuk menjadi pendamping hidup untuk bisa memberikan kabahagian dunia akhirat.
Tidak banyak kriteria seseorang wanita menjadi impian saya, saya hanya berharap wanita tersebut memiliki:
- Seorang muslim sejati untuk bisa menunaikan ibadah kepada Sang Khalik.
- Kepribadian yang santun, rendah hati, selalu menghargai pasangannya, orang tua, dan keluarga pasangannya.
- Mau bersama-sama membangun keluarga yang dibarokahi oleh Allah, dan selalu mengerti kondisi suami.
Ada banyak wanita yang hadir dan pergi, namun mungkin saat ini belum ada yang "click". Karena, saya tidak menginginkan salah memilih pasangan, hal ini karena ketika kita salah, kita akan menyesal, dan akan berdampak buruk bagi hubungan itu. Dan hal ini banyak terlihat sekeliling kita, orang dengan mudah kawin cerai, karena ketidakcocokan, Nauzubillahminzalik. Jauhkan kami dari hal tersebut Ya Allah.
Ya Allah, di penghujung pagi ini, saya bermunajat kepada-Mu, saya tidak berharap wanita yang sempurna untuk menjadi pendamping hidupku, saya hanya menginginkan seorang wanita pendamping hidup yang bisa menutup kekurangan saya untuk menjadi sempurna.
Ya Allah, Terima kasih segala Rahmat-Mu, saya yakin Engkau akan memberikan yang terbaik untuk hamba, Ya Rabb.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Bengkulu,
24 Februari 2012
Tulisan ini adalah pendapat saya pribadi, tidak ada sikap offensive kepada satu pemimpin tertentu, atau golongan partai tertentu. Murni hasil pemikiran, pengamatan dan rasa kurang puas terhadap keberlangsungan hidup bangsa Indonesia kedepannya.
Saya sebagai masyarakat sipil biasa, merasa jengah, merasa kurang nyaman tinggal di negeri dimana para pemimpinnya sibuk memikirkan perutnya sendiri, para pejabat mulai dari level kabupaten sampai selevel presiden sibuk memikirkan urusannya sendiri tanpa memikirkan aspirasi masyarakat, kesusahan masyarakat Indonesia yang masih banyak masuk kedalam golongan masyarakat miskin.
Pada saat berkampanye, mereka sibuk menunjukkan bahwa mereka akan mengubah bangsa ini, menjadi lebih baik, Namun nyatanya, semua janji yang diberikan adalah hanya mimpi, dan masyarakat harus dengan lapang dada untuk legowo untuk tetap susah, tetap menangis kelaparan.
Selain elit pemerintahan, masyarakat juga sangat membenci dengan yang namanya anggota legislatif, dimana mereka sibuk memikirkan isi perut mereka, dengan case yang terbaru mem buat undang2 untuk pensiun mereka, padahal mereka hanya menjabat 5 tahun dengan gajiyang sangat besar, masih juga ingin yang namanya pensiun. ckckck.. Awkward, right !!!
Kapan indonesia bisa menjadi negara maju yang bisa dihargai oleh negara-negara lain ya, sedangkan saat ini saja negaranya tidak memikirkan kemakmuran masyarakat, namun memikirkan isi perut para elit politik negeri mimpi ini.
Terkadang kita miris melihat masyarakat yang sakit aja, harus jauh dari mimpi untuk bisa datang ke rumah sakit, karena keliatannya memang orang miskin tidak boleh sakit. Sangat sedih memang, namun masyarakat tidak bisa bertindak apa-apa.
Saat ini saya sangat apatis dengan para pemimpin negeri ini, para partai politik, yang selalu mementingkan golongannya, hampir semua partai politik kena masalah baik partai islami, partai pemimpin saat ini, hmm Kadang capek mikirnya. Namun tiap hari di TV harus melihat hal seperti itu. Hmm,,. Kapan bisa berubah ya.. Hmm, might be just only a dream.
Bengkulu,
Februari 10, 2013
Satu minggu ini saya dinas ke Kota Lubuk Linggau, Lahat dan Kota Palembang dimana saat ini baligho, serta spanduk para Cagub dan Cawagub Sumsel 1 bertebaran dimana-mana, karena memang Provinsi Sumatera akan menggelar pesta demokrasi melalui Pemilu calon pemimpin daerahnya untuk 5 tahun kedepan.
Banyak dari para calon yang mulai menggumbar janji, mulai dari pendidikan bersih, air bersih, dan janji-janji lainnya, seperti salah satu calon, yang merupakan Pejabat Incumbent saat ini memiliki slogan Sumsel Gemilang. Pendidikan gratis dan sebagainya.
Baru kali ini, saya tertarik untuk menulis mengenai hal ini, karena saya "agak apatis" dengan para pemimpin di negeri ini, hal ini dikarenakan pada saat mereka berkampanye untuk mencalonkan diri, yang di janjikan adalah untuk kepentingan rakyat, mulai dari pendidikan gratis, kesehatan gratis, dan sebagainya. Namun setelah kepilih menjadi pemimpin daerah, yang di utamakan adalah memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, menguras harta negara. Jarang yang blusukan ke daerah-daerah untuk melihat masyarakat yang sangat butuh perhatian dari negara. Jalan-jalan yang menjadi infrastruktur utama masyarakat banyak yang rusak, fasilitas umum sangat buruk, sehingga saya tidak appreciate dengan kebanyakan pemimpin di negeri ini.
Ketika Jokowi terpilih menjadi pemimpin DKI Jakarta, banyak yang sangat simpatik dengan beliau, latar belakang dan keberhasilan beliau yang membangun kota SOLO sebagai kota budaya, dan saat ini terus blusukan ke daerah-daerah di Jakarta, untuk mengetahui permasalahan masyarakat Jakarta yang sebenarnya. Tidak banyak pemimpin bangsa yang seperti beliau, yang memang bekerja untuk kepentingan rakyat, menggunakaan APBD sepenuhnya untuk pembangunan daerah, bukan di sunat untuk masuk kekantong pribadi atau kelompoknya.
Suatu negara yang maju, adalah negara yang selalu mementingkan rakyatnya, membangun infrastruktur yang baik, menjamin tidak adanya pungutan liat, tidak ada korupsi, masyarakat yang mematuhi aturan negaranya, serta memiliki pemimpin yang merakyat, bukan sibuk pencitraan untuk membangun image. Karena masyarakat bisa menilai sendiri siapa pemimpin yang sibuk membangun pencitraan, dan mana pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.
Setiap kita adalah pemimpin/khalifah, paling tidak pemimpin bagi diri sendiri. dan Setiap khalifah akan dimintai pertanjungjawabannya nanti kelak di akhirat. Maka apapun yang anda lakukan saat ini, maka lakukan lah yang terbaik. Harta, kekuasaan tidak akan kita bawa mati, maka apa yang kita dapatkan amanah saat ini, lakukanlah yang terbaik, semoga kita selalu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amin