Managing Team in an Organization
|
Bengkulu,
22 November 2016.
Tidak terasa, hari ini sudah
memasuki minggu ke empat bulan November tahun 2016, berarti ada sekitar 38 hari
lagi kita akan memasuki tahun 2017. Waktu sangat cepat berlalu yang saya
rasakan saat ini, terkadang waktu yang diberikan 24 jam sehari terasa kurang.
Waktu terus berputar, hari berlalu, bulan berganti, tahun berganti tahun, dan
umur kita semakin bertambah. Semoga dengan seiring bertambahnya umur, kita bisa
lebih bijak dalam berperilaku, berkomunikasi dan bersosialisasi, menjaga
silahturahmi, menghormati dan menjaga toleransi dengan segala perbedaan yang
ada di sekiling kita.
“Wake me up when November end”, klo kata Band Punk Rock Green Day (Saya ubah bulan September
menjadi November hehe). Hampir setiap hari saya harus berjibaku dengan beragam
aktivitas yang harus saya lakukan dengan baik untuk hasil yang maksimal. Di Bulan
November tahun lalu, saya dan istri mengalami kondisi hectic yang luar biasa seperti pada saat ini, dimana saya dikejar
waktu untuk menyelesaikan pembangunan Resto yang saya bangun, mencari karyawan,
melengkapi segala fasilitas, sarana dan prasarana pendukung agar bisa berjalan
di tanggal 4 Januari 2016. Dan kejadiannya berulang saat ini, namun untuk usaha
yang berbeda. Semoga segala usaha dan ikhtiar ini bisa berjalan dengan baik, dimudahkan
dan selalu diberikan keberkahan oleh Allah SWT. Aamiin Ya Robbal Alamiin.
Waktu menunjukan pukul 10:29 pm malam
saat ini ketika saya tiba dirumah. Setelah menemani istri saya mengajar di
Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH, saya sempatkan untuk ke Resto
ngobrol-ngbrol dengan para karyawan, nanya kabar, dan lainnya. Almost setiap hari sepulang kantor, saya
harus melakukan fungsi control, directing,
dan marketing by online untuk usaha
yang saya jalankan. Untuk urusan financial
saya percayakan istri untuk memanage secara effective
dan efficient. Karena sangat menyukai
apa yang saya lakukan, walau lelah namun mengasikan. Dan hampir setiap malam,
saya kembali keperaduan diatas pukul 12:00 malam.
Oke baiklah, pada tulisan kali ini
saya ingin sekali berbagi mengenai bagaimana saya memanage tim khususnya di
bisnis yang saya jalankan. Dan menurut hemat saya dari beberapa aspek yang
sangat menantang dalam suatu organisasi, yang menjadi concern saya adalah Managing People, mengapa ini menjadi
penting dan sangat menantang adalah:
- - People menjadi resources utama bagi berjalannya bisnis yang saya jalankan.
- - Latarbelakang pendidikan karyawan.
- - Umur karyawan yang masih berkisar 19 tahuan.
Dari beberapa poin diatas, sifat bosan, sifat ingin mencari
sesuatu yang baru, dan lainnya mengakibatkan Turn Over karyawan menjadi tantangan bagi saya untuk saya tekan,
agar bisnis tetap berjalan dengan baik. Saya biasanya membutuhkan waktu sekitar
1-3 bulan agar karyawan bisa menemukan pola kerja yang baik, bisa engage dengan karyawan yang lain, serta
bisa mengerti apa yang menjadi responsibility
mereka. Almost tiap minggu saya
usahakan bisa melakukan briefing
kepada seluruh karyawan, untuk mendapatkan informasi, keluhan pelanggan, dan
diskusi untuk perbaikan kedepannya.
Leadership in an Organization |
Apakah Strategi memecat, menakut-nakuti/mengancam/ atau motivasi yang
lebih tepat untuk kondisi ini?.
Saya lebih menyukai strategi untuk
meretensi karyawan untuk tetap loyal
dengan kita adalah melakukan edukasi secara terus menerus, kita control, dan terus diberikan motivasi
untuk membangkitkan semangat mereka kearah yang lebih baik. Saya dan istri
berusaha untuk mentreat mereka
sebagai keluarga, dan menjadi bagian dari usaha yang saya jalankan. Selain itu
juga saya menggunakan parameter penggajian berbasis insentif berdasarkan
pencapaian Omset bulanan usaha serta kinerja setiap karyawan tersebut untuk
membangkitkan kinerja mereka.
Saya berusaha untuk terus
memperbaiki beragam fasilitas, sistem penggajian, sistem libur, dan lainnya
sehingga mereka betah di usaha yang saya jalankan. Alhamdulillah banyak
karyawan yang walaupun setelah keluar ternyata mereka lebih nyaman dengan
pekerjaan sebelumnya di usaha yang saya jalankan, karena rasa kekeluargaan yang
dimiliki, tidak ada rasa untuk saling sikut-sikutan, kondisi kerja yang
kondusif dan nyaman.
Sebisa mungkin, saya akan melakukan
konseling terlebih dahulu kepada karyawan yang melakukan kesalahan, jika
kesalahannya tidak fatal dalam artian kriminal, maka saya berusaha untuk
menegur, mengarahkan dan memberikan motivasi. Saya pernah memecat karyawan
karena melakukan tindakan kriminal berupa pencurian, dan ini menjadi contoh
bagi yang lain agar tidak melakukan hal serupa.
Saya sadar, bahwa apa yang saya
lakukan masih jauh dari sempurna, namun saya merasakan ketika saya memiliki
atasan yang mentreat kita dengan baik, menjadi keluarga bahkan sahabat, kita
akan lebih produktif dan berkontribusi maksimal untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Berbeda dengan leader
yang suka Blaming, atau membuat
suasana kerja under pressure, malah impact ke pekerjaan adalah tidak
produktif, ketakutan, sedih, dan tidak nyaman.
Namun terlepas dari itu semua,
setiap leader pastilah memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Saya
selalu berupaya untuk membangun komunikasi yang baik dengan tim yang ada,
berusaha untuk menanyakan kabar, mendorong dan menghormati setiap masukan untuk
perbaikan organisasi yang kita pimpin, dan tentunya saya selalu berikan reward
lebih baik karyawan yang berkontribusi lebih, dibandingkan karyawan yang tidak
berkontribusi maksimal. Selain itu, pembagian tugas yang jelas, menjadi sangat
penting, sehingga bawahan tau apa yang harus dilakukan dan menjadi tanggung
jawabnya.
Walaupun banyak kekurangan
disana-sini, saya terus belajar untuk menjadi sahabat, kakak, dan keluarga yang
baik untuk mereka. Dan ketika marahpun, saya tidak akan melebar kemana-mana,
yang dimarahi adalah kesalahannya dalam artian membimbing, mendidik, dan
mengarahkan mereka agar menjalankan pekerjaannya sesuai dengan fungsi tugas dan
tanggungjawabannya. Untuk setiap gesekan yang terjadi diantara karyawan,
komunikasi menjadi penting, sehingga bisa saling instropeksi diri, memperbaiki,
dan kedepannya menjadi lebih baik.
Memanage People sangat unik, karena perlu seni. Maka leader yang
baik, adalah seniman yang cerdas dalam menciptakan karya yang indah. Hidup itu
pilihan, maka saya memilih untuk menjadi keluarga bagi karyawan yang saya
pimpin.
Semangat Pagi dan Terus Berkarya.
Salam hangat,
Bambang Purnomo.