|
Tips mahasiswa untuk mendapat IPK 4.0 |
Bengkulu,
3 Februari 2017.
Setelah mengikuti Training Writing Explanations for Non-technical Readers (WENTR) Batch 6
beberapa waktu lalu di Pekanbaru, banyak sekali ide tulisan yang saya catat
dibuku agenda dan smartphone saya. Saya berusaha untuk meluangkan waktu untuk
terus aktif menulis minimal satu hari satu artikel. Sebelum menulis, seperti
teknik cepat menulis yang diajarkan pada Training
tersebut, saya membuat poin-poin tulisan yang akan saya tulis, lalu saya
kembangkan dari poin ide tulisan tersebut untuk menjadi sebuah artikel menarik
untuk bisa saya share di halaman
facebook ataupun blog pribadi saya.
Hari ini ada topik tulisan yang akan saya share dan
mungkin bermanfaat bagi kamu yang masih berstatus mahasiswa dan ingin
mendapatkan nilai yang bagus di kampus. Mau tidak mau, dan suka tidak suka saat
ini, nilai IPK masih menjadi salah satu tolak ukur hasil studi mahasiswa di
perguruan tinggi. Hal ini juga masih berlaku di hampir semua pendidikan negeri
mulai dari SD, hingga SMA sederajat. Pendidikan kita masih melakukan peringkat
ranking yang notabene sudah ditinggalkan oleh sistem pendidikan di negara lain.
Sistem pendidikan yang penuh persaingan ini,
membuat anak didik sejak kecil telah terbiasa untuk saling berkompetisi untuk
menjadi nomor satu, kita lupa akan pentingnya pendidikan akan nilai-nilai
kerjasama, toleransi, saling menghargai dan apresiasi serta orientasi passion
sang anak yang menjadi fokus orientasi pendidikan di negara lain yang menurut
hemat saya sangat bagus. Hal ini mengakibatkan banyak sekali terjadi pada saat
dewasa dengan pendidikan pola kompetisi ini, termotivasi untuk saling sikut
untuk mendapatkan sesuatu, korupsi, saling jegal dan sebagainya yang tentunya
berdampak tidak baik.
Alhamdulillah saat ini sudah mulai banyak sekolah-sekolah
swasta yang tidak lagi memberlakukan sistem ranking, dan saat penilaian pun
lebih kearah perbaikan sang anak untuk mejadi lebih baik. Semoga ini menjadi
awal yang baik, agar sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi untuk
mencetak generasi bangsa. Walaupun saya bukan seorang pendidik dan pengamat
pendidikan, namun ini yang saya liat bisa menjadi perbaikan dalam pendidikan di
Indonesia saat ini.
Nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) saat ini masih
menjadi acuan bagi banyak perusahaan untuk melakukan screening awal dalam proses recruitment
karyawan baru. Walaupun menurut saya yang IPKnya tinggi belum tentu bisa
berhasil dalam dunia pekerjaan dan professional,
namun setidaknya bagi kamu yang saat ini berstatus mahasiswa bisa berjuang
untuk mendapatkan nilai IPK terbaik. Walaupun kamu tidak ingin menjadi
karyawan, dan ingin menjadi entrepreneur,
setidaknya ada rasa yang bangga luar biasa bagi kita dan orang tua ketika bisa
mendapatkan nilai IPK yang tinggi dan menjadi lulusan terbaik di kampus dimana
kita menuntut ilmu.
|
Mahasiswa. |
Di artikel kali ini, saya akan memberikan beberapa
tips kepada kamu yang masih berstatus mahasiswa untuk bisa mendapatkan nilai
yang bagus bahkan jika kamu bersungguh-sungguh bisa mendapatkan nilai IPK 4.
Tips ini saya susun berdasarkan pengalaman pribadi, dan sharing dari istri saya yang juga sebagai seorang pendidik di salah
satu perguruan tinggi di Bengkulu.
Tips
mendapatkan IPK 4 menurut saya antaralain:
1. Duduk paling depan.
Tips ini yang paling saya sukai pada saat zaman
mahasiswa. Saya biasanya sebelum kelas dimulai, saya akan berusaha untuk datang
paling awal danduduk paling depan, karena selain bisa fokus dan jelas untuk
menerima setiap pelajaran yang diberikan oleh Bapak & Ibu Dosen, tips ini
bisa menghindari kita untuk ngantuk atau usil di kelas, karena duduk posisi di
depan, otomatis setiap gerak-gerik kita pasti terlihat oleh Dosen.
2. Aktif di kelas.
Selain duduk paling depan, agar kita mudah dikenal
oleh dosen, tips ini yang saya lakukan, yaitu aktif dikelas, sering bertanya
jika tidak begitu mengerti terkait bahan pelajaran dari Dosen, atau mencoba
menjawab pertanyaan dengan baik jika Dosen bertanya. Selain itu mencoba
membantu Dosen jika beliau membutuhkan bantuan kita, misalnya instalasi
Projector, laptop, atau sekedar menghapus papan tulis. Why not membantu dosen, hitung-hitung dapat pahala kan.
3. Ramah dan Hormat dengan Dosen.
Jika kita bisa bersikap ramah dengan teman-teman
kampus, kenapa kita tidak ramah dan hormat dengan dosen kita. Apalagi kebanyak
dosen kita sudah berumur seperti orangtua kita. Jadi hormatilah ia seperti
orangtuamu sendiri. Saya yakin, mahasiswa yang ramah dan hormat dengan dosennya
sendiri, akan melekat pada dosen. Karena terkadang sistem penilaian itu tidak hanya
di hasil ujian saja, terkadang ada beberapa nilai subjektivitas bagi Dosen
dalam hak istimewanya dalam memberikan nilai kepada mahasiswa yang pintar dan
ramah serta hormat dengan dirinya.
|
Proses Belajar Mengajar di Kampus. |
4. Mencatat poin-poin pelajaran dari Dosen.
Pada jaman kuliah dulu, saya terbiasa untuk
mencatat poin-poin Dosen di kertas buram terlebih dahulu, baru pada saat sampai
di Kos-kosan, saya menyalin kembali ke buku catatan dengan tulisan yang lebih rapi,
untuk bisa memudahkan untuk mengingat pelajaran tersebut. Biasanya jika setelah
menyimak, mencatat, dan mencatat kembali, maka pelajaran yang kita terima akan
lebih kuat menempel di benak kita.
5. Selalu mengerjakan tugas.
Yes,
semua dosen atau guru sangat menyukai muridnya yang rajin membuat tugas. Nah
sebisa mungkin jangan pernah lupa dna menyerahkan tugas kepada dosen tepat
waktu.
6. Sebisa mungkin jangan pernah Absen di
kelas.
Setiap kampus biasanya memiliki kebijakan tersendiri
untuk absensi, misalnya maksimal satu semester ada 4 absensi, jika lebih dari
itu tidak bisa ikut ujian. Atau karena alasan lain seperti sakit atau mengikuti
kegiatan yang telah mendapatkan ijin dari sang dosen. Nah sebagai mahasiswa,
sebisa mungkin wajib bagi kita ketika tidak sakit parah atau berhalangan hadir,
kita selalu berusaha hadir untuk setiap kelas sang dosen, dalam hal ini
meminimalisasi Absensi.
7. Persiapkan Ujian dengan baik.
Ada penyakit yang biasa dihinggapi oleh mahasiswa
yaitu penyakit SKS (Sistem Kebut Semalam), biasanya para mahasiswa baru sibuk
belajar ketika esok mau mengikuti ujian. Jika kamu mengikuti tips saya dengan
mencatat di kertas buram, dan di rumah mencatat kembali di buku catatan yang
rapi, itu sudah menjadi salah satu trik untuk mengingat bahan ajar dari dosen.
Selain itu juga, biasanya saya biasakan sebelum keesokan hari ada jadwal suatu
mata kuliah, malamnya akan saya sempatkan waktu untuk membaca topik kuliah esok
hari atau mereview bahan kuliah
sebelumnya.
8. Aktif Organisasi.
Selain aktif di kelas, aktif organisasi menjadi
sangat penting bagi mahasiswa untuk melatih bekerjasama dalam tim, kemampuan
organisasi, kemampuan komunikasi, dan biasanya yang aktif di sebuah organisasi akan
terbiasa untuk menghadap ke dosen, dekan, atau bahkan rektor, dan ini tentunya
menjadi nilai lebih bagi kita karena kita akan mudah dikenal oleh dosen. Saat
kuliah S1 dulu, saya aktif hampir di lebih dari 5 organisasi. Walaupun luar
biasa padat sekali jadwal kuliah dan organisasi, namun ilmu yang didapat sangat
bermanfaat hingga saat ini.
Kesimpulan.
The results
may be varies, ya benar sekali, hasilnya tentunya bisa sangat bervariasi, apalagi
ketika menemukan dosen yang killer, biasanya sangat sulit sekali. Namun Dosen
menurut saya juga punya sisi humanis, klo sekiranya kita sebagai mahasiswa
memang rajin, aktif, santun, tidak pernah absen, tugas lancar, saya yakin ada
nilai plus tambahan yang akan kita terima untuk mendapatkan nilai terbaik.
Walau nilai IPK saya tidak mencapai 4.0, namun saya
pernah beberapa kali merasakan mendapatkan IP 4.0 di beberapa semester akhir di
S1 dan S2. Dan ingat bahwa nilai tidak semata-mata menjadi penentu bagi kamu
untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, namun tips di atas adalah salah
satu strategi yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan nilai yang baik, dan
tentunya juga harus upgrade diri kita untuk bisa berkomunikasi dengan baik,
meningkatkan kemampuan Bahasa asing, kemampuan dalam mengoperasikan komputer, team work, dsb yang tentunya lebih
penting untuk bisa bermanfaat saat karir professional
setelah bekerja nanti.
Semoga tips sederhana ini bermanfaat, dan Selamat
berjuang. Perjuangan itu tidak hanya dimulai pada saat kamu berstatus
mahasiswa, setelah menyelasaikan kuliahpun itu merupakan starting awal untuk menghadapi the
real journey untuk terjun ke masyarakat. Sukses dan terus berkarya.
Semangat Pagi,
Salam Hangat,
Bambang Purnomo.