Jambi,
18 Agustus 2012
Disuatu desa, di pedalaman Kota Sungai Penuh, Kerinci, Jambi ada seorang anak bernama Dony. Dony berumur 8 tahun saat ini, dan sedang duduk dikelas 3 SD. Dony adalah salah satu anak yang kurang mampu di desanya, dia harus berjuang membantu mencari uang untuk membantu ayah dan ibunya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Setiap hari sepulang sekolah, Dony harus mengembala kerbau tetangganya, dengan upah Rp 5000 sehari, Dony bisa menabung dan membantu kedua orang tuanya. Walaupun secara materi tidak seberuntung teman-temannya, Dony tetap terus tersenyum dan ceria untuk tetap bermain, belajar, dan menggembala kerbau di ladang rumput di desanya.
Setiap musim liburan tiba, bukanlah menjadi waktu liburan bagi Dony, namun waktu baginya untuk mencari pekerjaan untuk membantu keluarganya, dia sudah terbiasa menjadi kuli panggul di pasar kalangan di kampungnya, membantu warga desa untuk membersihkan ladang atau sawah, memanen padi, serta pekerjaan lain yang membuat dia mendapatkan Rupiah demi Rupiah yang sangat berarti baginya.
Cuplikan Cerpen diatas, adalah salah satu impian saya untuk menulis salah satu novel yang berjudul "Anak Seribu Impian", yang merupakan novel motivasi bahwa seorang anak laki-laki dari keluarga sederhana bisa meraih mimpi-mimpinya untuk menjadi anak yang bisa membagahiakan keluarganya di pedalaman desa yang terbatas akan pendidikan dan fasilitas lainnya.
Jika kita menilik cerita diatas, pada saat kita melihat orang-orang disekitar kita, tentunya kita tersadar bahwa banyak orang di sekeliling kita yang kurang mampu dan layak dibantu. Kita patut bersyukur kita bisa dengan nyaman tidur di tempat yang nyaman, bisa makan makanan yang lezat, bisa berselancar di Internet di kamar sendiri, bisa jalan-jalan kapanpun kita mau. Coba kita bandingkan dengan mereka, hanya untuk makan saja mereka harus berjuang, dan belum tentu sehari makan 3 kali seperti kita, terkadang mereka harus berpuasa dan menahan lapar.
Dibandingkan mereka, kita bisa leluasa memilih sekolah untuk melanjutkan study kita. Coba bandingkan mereka, banyak dari mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena untuk urusan perut saja masih susah.
Sahabat, dan Para Blogger yang mungkin berkunjung ke blog sederhana ini, jika kita bisa menyisihkan sedikit rejeki kita, bisa memberikan "uang jajan" kita untuk mereka, maka berbagi lah. Berbagi tidak harus dilakukan pada saat Bulan Ramadhan ini, namun berbagi bisa kita lakukan kapan saja, berbagilah dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita. Bantuan yang sedikit bagi kita, sangat berarti bagi mereka.
Semoga kita dilapangkan Rejeki kita, untuk kita bisa saling berbagi kepada kaum dhuafa. Amin
Setiap hari sepulang sekolah, Dony harus mengembala kerbau tetangganya, dengan upah Rp 5000 sehari, Dony bisa menabung dan membantu kedua orang tuanya. Walaupun secara materi tidak seberuntung teman-temannya, Dony tetap terus tersenyum dan ceria untuk tetap bermain, belajar, dan menggembala kerbau di ladang rumput di desanya.
Setiap musim liburan tiba, bukanlah menjadi waktu liburan bagi Dony, namun waktu baginya untuk mencari pekerjaan untuk membantu keluarganya, dia sudah terbiasa menjadi kuli panggul di pasar kalangan di kampungnya, membantu warga desa untuk membersihkan ladang atau sawah, memanen padi, serta pekerjaan lain yang membuat dia mendapatkan Rupiah demi Rupiah yang sangat berarti baginya.
Cuplikan Cerpen diatas, adalah salah satu impian saya untuk menulis salah satu novel yang berjudul "Anak Seribu Impian", yang merupakan novel motivasi bahwa seorang anak laki-laki dari keluarga sederhana bisa meraih mimpi-mimpinya untuk menjadi anak yang bisa membagahiakan keluarganya di pedalaman desa yang terbatas akan pendidikan dan fasilitas lainnya.
Jika kita menilik cerita diatas, pada saat kita melihat orang-orang disekitar kita, tentunya kita tersadar bahwa banyak orang di sekeliling kita yang kurang mampu dan layak dibantu. Kita patut bersyukur kita bisa dengan nyaman tidur di tempat yang nyaman, bisa makan makanan yang lezat, bisa berselancar di Internet di kamar sendiri, bisa jalan-jalan kapanpun kita mau. Coba kita bandingkan dengan mereka, hanya untuk makan saja mereka harus berjuang, dan belum tentu sehari makan 3 kali seperti kita, terkadang mereka harus berpuasa dan menahan lapar.
Dibandingkan mereka, kita bisa leluasa memilih sekolah untuk melanjutkan study kita. Coba bandingkan mereka, banyak dari mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena untuk urusan perut saja masih susah.
Sahabat, dan Para Blogger yang mungkin berkunjung ke blog sederhana ini, jika kita bisa menyisihkan sedikit rejeki kita, bisa memberikan "uang jajan" kita untuk mereka, maka berbagi lah. Berbagi tidak harus dilakukan pada saat Bulan Ramadhan ini, namun berbagi bisa kita lakukan kapan saja, berbagilah dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita. Bantuan yang sedikit bagi kita, sangat berarti bagi mereka.
Semoga kita dilapangkan Rejeki kita, untuk kita bisa saling berbagi kepada kaum dhuafa. Amin