Bengkulu,
25 Agustus 2015.
Saya menyadur cerita ini dari
http://www.andyfebrian.com, yang menceritakan mengenai Kisah Seorang Tukang Kayu. Seoga kita bisa mengambil hikmah dan makna dari cerita ini.
--------------------------
Alkisah, seorang Tukang Kayu yang merasa sudah tua dan berniat untuk pensiun dari profesinya sebagai Tukang Kayu yang sudah ia jalani selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tuanya bersama istri serta anak cucunya.
Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, ia sebelumnya menyadari bahwa ia akan kehilangan penghasilan rutin yang setiap bulan ia terima. Bagaimana pun itu, ia lebih merasakan dan mementingkan tubuhnya yang sudah termakan usia karena ia merasa tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya.
Suatu hari, kemudian ia mengatakan rencana ingin pensiun kepada mandornya. “Saya mohon maaf Pak, tubuh saya rasanya sudah tidak seperti dulu, saya sudah tidak kuat lagi untuk menopang beban-beban berat di pundak saya saat bekerja..”.
Setelah sang mandor mendengar niat Tukang Kayu tersebut, ia merasa sedih. Karena sang mandor akan kehilangan salah satu Tukang Kayu terbaiknya, ahli bangunan handal yang dimiliki dalam timnya. Namun apalah daya, mandor tidak dapat memaksa untuk mengurungkan niat si Tukang Kayu untuk berhenti bekerja.
Terlintas dalam fikiran sang mandor, untuk meminta permintaan terakhir sebelum dirinya pensiun. Sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk yang terakhir kalinya. Untuk sebuah proyek dimana sebelum Tukang Kayu tersebut berhenti bekerja.
Akhirnya, dengan berat hati Tukang Kayu menyanggupi permintaan mandornya meskipun ia merasa kesal karena jelas-jelas dirinya sudah bicarakan akan segera pensiun.
Di balik pengerjaan proyek terakhirnya, ia berkata dalam hati bahwa dirinya tidak akan mengerjakannya dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan mengatakan pada Tukang Kayu pada hari pertama ketika proyeknya dikerjakan, “Seperti biasa, aku sangat percaya denganmu. Jadi, kerjakanlah dengan yang terbaik. Seperti saat-saat kemarin kau bekerja denganku. Bahkan, dalam proyek terakhir ini kamu bebas membangun dengan semua bahan-bahan yang terbaik yang ada”.
Tukang Kayu itupun akhirnya memulai pekerjaan terakhirnya dengan malas-malasan. Bahkan dengan asal-asalan ia membuat rangka bangunan. Ia malas mencari, maka ia menggunakan bahan-bahan bangunan berkualitas rendah. Sangat disayangkan, karena ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.
Hari demi hari berlalu, dan akhirnya, rumah itupun selesai. Ditemani Tukang Kayu tersebut, sang mandor datang memeriksa. Ketika sang mandor memegang gagang daun pintu depan hendak membuka pintu, ia lalu berbalik dan berkata, “Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu”.
Betapa kagetnya si Tukang Kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, sekarang ia harus tinggal di sebuah rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.
--------------------------------------------------------------------------------
Dari kisah ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, penyesalan akan datang diakhir, dan we can't turn back up the time to fix it. Apa yang terjadi seandainya, pada saat mendapat arahan terakhir dari Sang Mandor, si Tukang Kayu memberikan Masterpiece yang terakhir dalam karirnya sebagai Tukang Kayu, maka dia akan mendapatkan Hasil yang luar biasa, sebuah rumah yang dibuat dengan kualitas terbaik, dengan design terbaik, dan untuk ia huni bersama keluarganya.
Saya mengambil Quote menarik dari Margaret Mead, "I learned the value of hard work by working hard", dengan bekerja keras, saya bisa mengambil nilai-nilai kerja keras itu sebenarnya. Kurang lebih itulah makna mendalam bagi Margaret Mead. Dan menurut Thomas Edison "There is No Substitute for Hard Work", bahwa tidak ada yang akan menggantikan dari hasil suatu kerja keras. Thomas Alfa Edison harus melakukan percobaan hingga 1000 kali untuk menemukan Lampu Pijar pada tahun 1879, yang merupakan penemuan besar sepanjang sejarah, dan bisa kita nikmati hasil Masterpiecenya hingga kini. Apa yang terjadi seandainya beliau berhenti pada Percobaan ke 999 kali, maka Penemuan Besar itu tidak mungkin ditemukannya.
Selalu bersyukur dengan pekerjaan yang kita miliki saat ini, selalu meniatkan bahwa apa yang kita kerjakan sebagai nilai Ibadah, sehingga kita akan terus melakukan segala pekerjaan dengan ikhlas, bersungguh-sungguh, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pencapaian yang terbaik, dan mendapatkan Ridho dan Barokah dari Allah SWT. Aamiin Ya Robbal Alamiin.
Have a nice day everyone, have a nice work.
#KeepPositiveandBeingHealthy
No comments:
Post a Comment
hello guys