Palembang,
February 1, 2010
I Quote this story from Milist, and i would like sharing to my blog readers. Lets kindly enjoy its:
Sang raja mendatangkan gadis-gadis cantik ke istananya. Istanapun seketika berubah menjadi taman; semua bunga mekar disana. Dan terjadilah itu. Sesuatu yang memang ia harapkan; puteranya jatuh cinta pada salah seorang diantara mereka. Tapi kepada gadis itu sang raja berpesan,”kalau puteraku menyatakan cinta padamu, bilang padanya,”aku tidak cocok untukmu, aku hanya cocok untuk seorang raja atau seseorang yang berbakat untuk jadi raja”
Benar saja. Putera mahkota itu seketika tertantang. Maka ia pun belajar. Ia mempelajari segala hal yang harus diketahui oleh seorang raja. Ia melatih dirinya untuk menjadi raja. Dan seketika talenta raja-raja meledak dalam dirinya. Ia bisa,ternyata! tapi karena cinta...!
Cinta telah bekerja dalam jiwa anak muda itu secara sempurna. Selalu begitu; menggali tanah jiwa manusia, sampai dalam dan terus ke dalam sampai bertemu mata air keluhuranya. Maka meledaklah potensi kebaikan dan keluhuran dalam dirinya. Dan mengalirlah mata air keluhuran itu sungai-sungai kebaikan kepada semua yang ada di sekelilingnya. Deras. Sederas arus sungai yang membanjir, desak mendesak menuju muara. Cinta menciptakan perbaikan watak dan penghalusan jiwa. Cinta memanusiakan manusia dan mendorong kita memperlakukan manusia dengan etika kemanusiaan yang tinggi.........
Jatuh cinta adalah peristiwa paling penting dalam sejarah kepribadian kita. Cinta, kata Ibnu Qudamah, akan mengubah seorang pengecut menjadi pemberani, yang pelit jadi dermawan, yang malas jadi rajin, yang pesimis jadi optimis, dan yang kasar menjadi lembut. Kalau cinta kepada Alloh membuat kita mampu memenangkan Allah dalam segala hal, maka cinta kepada anak manusia mendorong kita mempersembahkan semua kebaikan yang diperlukan orang yang kita cintai itu. Jatuh cinta membuat kita mampu merendah, tapi sekaligus bertekad penuh untuk menjadi lebih terhormat.
Nice to be shared